Kewirausahaan.Kewirausahaan ialah segala sesuatu yang
berkaitan dengan wirausaha, seberapa orang kreatif dan berani untuk berbisnis.Seorang sosiolog bernama
David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur,
minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut
menjadi wirausahawan.
Di
pundak mahasiswa ada beban untuk memperkerjakan pengangguran.
Agar
tidak banyak TKI/TKW yang diberangkatkan ke luar negeri.
Banyak
orang kelas menegah
Ilmu tentang kewirausahaan mudah
di dapat.
Fasilitas
premium banyak yang gratis
Berbicara kewirausahaan, tidak lepas dari marketing,
berikut mitos-mitos yang harus diberantas dalam berwirausaha :
Ü
Hoki itu kebetulan
Siapa bilang hoki itu kebetulan ? Ternyata tidak. Banyak
orang berpendapat bahwa orang yang jualan di daerah dago
itu kebetulan karena daerah dago banyak di kunjungi oleh orang Bandung
sendiri dan luar Bandung. Sebetulnya mereka tidak tahu bahwa untuk menyewa ruko atau membeli tanah
di daerah dago untuk berwirausaha itu mahal. Dan mereka berani untuk menyewa/membeli ruko
yang harganya mahal di daerah dago. Jika mau jualannya POL maka harus POL
juga usahanya.
Ü
Terobosan adalah pemborosan
Tidak semua terobosan juga mahal loh !
Contohnya IKEA, IKEA menyuruh pelanggan merakit sendiri furniturnya dengan dibekali buku panudan,
tentu saja hal ini bisa menghemat biaya perakitan dan pengiriman.
Ü
Terobosan adalah keharusan
Terobosan itu perlu banget!
Karena jika kita masih ditempat yang sama saja maka masayarakat akan bosan. Terobosan yang
dilakukan bisa dengan menggencarkan promosi atau mengubah media promosi dan penamaan
yang lebih greget.
Ü
Differensiasi sukar di kreasi
Untuk membedakan produk kita dan produk
lain tidak sukar ternyata,
dengan kita merubah nama produk kita atau menambahkan sesuatu hal di produk kita.
Dalam buku Sila Ke-6
Kreatif Sampai Mati ada butir‘ Rekam dan Remix’ atau ‘Mampu mengurai’. Butir ini berkaitan dengan mitos yang
satu ini. Karena kita bisa merekam produk yang sudah ada dan untuk diterapkan di
produk kita dengan harus ada pembedanya, kita tinggal meremix nya dengan sesuatu hal yang
dirasa cocok untuk diremix dengan produk kita. Mampu mengurai pun demikian,
dalam melihat sesuatu kita harus tajam seta jammataelang, karena pasti ada sesuatu yang
tersembunyi yang belum diketahui dan diurai oleh orang.
Untuk kisah Young CEO,
adaTyas Ajeng Nastiti yang meremix sepatu yang biasa dengan kain batik. saat ini sepatu
yang diproduksiTyas sudah di jual di Singapura dan Malaysia.
Ü
Kegigihan adalah segalanya
Kita
sering lihat tukang cuanki keliling perumahan?Yap,
sebetulnya tidak usah sampai berkeliling perumahan. Memang gigih sekali mang cuanki untuk berjualan keliling perumahan.Saat ini banyak media promosi yang praktis dan gratis.
Banyak cara yang lebih kreatif agar penjualan pun bisa lebih ‘tarik’.
Ü
Perlu metode untuk hasilkan
ide
Untuk menghasilkan
ide yang brilliant tidak ada metode
yang harus dilakukan. Ide bisa datang kapan saja, dimana saja pada saat melihat apa saja.
Dalam buku Sila Ke-6
Kreatif Sampai Mati, ada butir yang memang sesuai denagn mitos ini yaitu butir Lakukan Hal Spontan. Butir ini juga bermaksud bahwa kita harus bisa lebih peka terhadap keadaan dan lingkungan.
Ü
Segala sesuatu serba terbatas
Masih ada aja alasan untuk tidak berwirausaha atau muncul ungkapan ‘aku kan gak kreatif’? mari kita menepisnya. Saat ini banyak sekali fasilitas
yang disediakan gratis seperti internet gratis, seminar gratis atau pun
banyak buku panduan berwirausaha.
Dalam buku Sila ke-6
Kreatif Sampai Mati, terdapat butir Rangkul Keterbatasan. Disini keterbatasan jangan jadi alasan sebagai penghambat untuk berwirausaha, jadikanlah keterbatasan jadi peluang untuk kita sendiri.
Ü
Laba adalah
raja
Masih saja menganggap laba adalah segalagalanya? Hari gini? Udah gamusim
dong. Sebagai makhluk sosial, kita juga harus memikirkan orang-orang sekitar kita dan lingkungan. Uang saja tidak bisa membuatkita bahagia.
Marketing 3.O atau disebut juga Human
Spiritual Marketing
sangat berkaitan dengan mitos ini. Dimana dalam berwirausaha kita tidak hanya memikirkan laba tapi kebutuhan
spiritual kita yang terkait dengan lingkungan dan orang-orang sekitar.
Dalam kisah Young CEO,
Nadya Saib memberdayakan petani mawar dengan kewirausahaan sosial yang
bernama Wangsa Jelita. Nadya menghargai mawar kualiatas rendah (yang tidak bisa dijual)
dengan harga yang layak dan mengolah menjadi sabun batangan yang
kemudain menjual kepada reseller
Wangsa Jelita. Saat ini berkat Wangsa Jelit aanak-anak para petani mawar bisa bersekolah dan bisa membantu perekonomian petani mawar.
Key Partner
|
perusahaan mencari
partner dari perushaan lain yang lebih ‘kece’ dan sesuai dengan perusahaan pula.
|
Key
Activities
|
Tahap ini,
merupakan inti dari perusahaan. Bagaimana menetapkan standar bagi perusahaan.
|
Key Resources
|
Sumber-sumber
yang memiliki value lebih.
Misalnya meskipun bebek garang ada dimana-mana cabangnya, tetapi rasa dari bebek tersebut sama.
Itu karena bahan-bahan yang digunakan itu satu sumber.
|
Value
Proposition
|
Value
proposition ialah dimana saat kita merasakan suatu produk ada nilai lebih yang
kita dapatkan pula. Misalnya jika ke Sukabumi tidak membeli atau membawa Mochi Lampion
maka itu tidak berasa ke Sukabumi. Karena jika membawa handbag Mochi Lampion
itu memang ada rasa bangga tersendiri.
|
Custom
Relation
|
Bagaimana cara si konsumen tetap loyal
kepada perusahaan. Contohnya membuat komunitas seperti membuat kartu member Aku
|
Channel
|
Setelah kita tahu segmen mana
yang akan dituju oleh perusahaan maka otomatis kita tahu channel
kemana saja untuk mencapai segmen tersebut
|
Customer Segment
|
Segmen mana yang akan ditunjuk perusahaan.
Misalnya dilihat dari demografi, geografi atau psikologis.
|
Cost Structure
|
Anggaran untuk membrandingkan produk kita.
|
Revenue
|
Revenue disini adalah dan hasil yang
kita dapatkan setelah promosi yang dilakukan.
|
Era Kewirausahaan Sosial
Marketing 1.O
|
Disebut juga
Rational Marketing.
Perusahaan
membuat produk dan langsung dijual.
|
Marketing
2.O
|
Disebutjuga Emotional Marketing
Perusahaan melakukan marketing research,
menetukan segmen mana yang akan dipilih.
|
Marketing
3.O
|
Disebut juga
Human Spiritual Marketing
Saat ini konsumen sudah memikirkan tidak hanya sekedar untuk membeli prosuk saja tetapi memikirkan lingkungan dan sosial serta dampak jangka panjang setelah membeli produk.
|
Referensi
Ditulis Oleh : Sani Siti Hasmi
supeeeer!!
BalasHapus