Kamis, 19 Desember 2013

Rifqi Fadli



DEFINISI KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi.



Secara harfiah memeiliki pengerian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap prilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cifta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreatifitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.



Pengertian kewirausahaan menurut para ahli :


Peter F Drucker : Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) .

Thomas W Zimmerer : Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

Andrew J Dubrin : Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).

Robbin & Coulter : Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.



Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 : Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.



PROSES KEWIRAUSAHAAN



Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :

Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi

Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.



Menurut Carol Noore, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga.

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut:

1. proses inovasi

2. proses pemicu

3. proses pelaksanaan

4. proses pertumbuhan



Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :

a) mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan

b) pembiayaan : pendanaan, jumlah dan sumber-sumber dana

c) SDM : tenaga kerja yang dipergunakan

d) kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha

e) organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

f) kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial

g) Pemasaran : lokasi dan tempat usaha



TUJUAN KEWIRAUSAHAAN

Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, di bawah ini diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:

Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng 7asilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.



JENIS KEWIRAUSAHAAN



Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) dapat dituliskan sebagai berikut ini :



1. Innovating Entrepreneurship

Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif.



2. Imitative Entrepreneurship

Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur.



3. Fabian Entrepreneurship

Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.



4. Drone Entrepreneurship

Drone= malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.



Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977).



Manfaat ( kelemahan dan kelebihan )

1. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan punya kepribadian unggul
yang pantas diteladani.
3. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri disiplin, tekun dan
jujur dalam menghadapi pekerjaan.
4. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak
boros.
5. Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
6. Pelaksana pembangunan bangsa dan negara.
7. Meningkatkan kepribadian dan martabat/harga diri.
8. Memajukan keuangan.
9 Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar.

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SUATU USAHA
a. Keberhasilan suatu usaha.
1. Karena jujur dan kerja keras serta ulet.
2. Karena disiplin dan berani menanggung resiko.
3. Mampu melaksanakan manajemen dengan baik.

b. Kegagalan suatu usaha.
1.Diabaikan oleh pemiliknya.
Pemilik gagal dalam menjalankan usaha dan membiarkan segala sesuatunya terjadi tanpa mengambil tindakan yang positif.



2.Kecurangan dan Pencurian.
Karyawan mencuri uang (korupsi), barang perusahaan atau rahasia perusahaan



3.Kurang ketrampilan dan keahlian.
Tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola uang, orang, persediaan barang, mesin dan pelanggan.



4.Pengalaman yang tidak seimbang.
Berpengalaman pada bidang penjualan tetapi tidak pengalaman di bidang pembelian, pengalaman dibidang keuangan tetapi tidak pengalaman dibidang produksi dan penjualan.



5.Masalah pemasaran.
Tidak dapat menarik cukup banyak pelanggan karena kurang promosi, barang
berkualitas rendah, jasa pelayanan buruk, dan tata letaknya kurang menarik.



6.Kebijakan pembayaran barang secara kredit dan pengawasan keuangan jelek.
Pembelian barang secara kredit oleh pelanggan tanpa diperhitungkan kemampuan pelanggan untuk membayar dan tidak mempunyai kebijakan penagihan yang baik.



7.Pengeluaran biaya yang tinggi.
Tidak dapat mengendalikan pengeluaran, misak biaya perjalanan, menjamu rekanan, renovasi ruangan, listrik, telepon air dll.



8.Terlalu banyak aset.
Terlalu banyak persediaan barang, peralatan, kendaraan dll tetapi kurang bermanfaat dan kurang cukup biaya operasionalnya.



9. Pengawasan persediaan barang yang buruk.
Terlalu banyak persediaan barang dagangan yang tidak terjual.



10 Lokasi usaha.
Lokasi yang tidak strategis, misalnya di gang sempit, dibelakang gedung, sulit ditemukan, terlalu jauh dari lingkungan pelanggan.



11 Bencana.
Kehilangan barang berharga karena bencana alam, kebakaran atau bencana lain pada hal pimpinan tidak mengasuransikan.



INTEGRASI MARKETING

POSITIONING

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar.

DIFERENTIANTION

diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini :

a. Diferensiasi Produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan produk.

b. Diferensiasi Pelayanan, membedakan pelayanan utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan.

c. Diferensiasi Personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik.

d. Diferensiasi Saluran, langkah pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.

e. Diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui penetapan posisi, perbedaan lambang dan perbedaan iklan.

BRAND

adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.



Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.



Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :



1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.

2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.



B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek



1. Manufacturer Brand

Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.



2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.



- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.



C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)

Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :



1. Individual Branding / Merek Individu

Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.



2. Family Branding / Merek Keluarga

Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.



Pemberian merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian brand, yaitu:



1. Atribut,

sebuah merek diharapkan mengingatkan suatu atribut atau sifat-sifat tertentu. Atribut perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. Contoh : BMW seri 7 merupakan merk mobil yang dirancang dengan kualitas tinggi, aman, bergengsi dan mahal.



2. Manfaat,

Suatu merek lebih dari seperangkat atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menerjemahkan manfaat fungsional maupun manfaat emosional. Misal : Selama mengendarai BMW seri 7, saya merasa aman.



3. Nilai,

Merek juga menciptakan nilai bagi produsen. Merek yang bernilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merk berkelas, sehingga akan mencerminkan siapa pengguna merek tersebut



4. Budaya,

Merek mewakili budaya tertentu. Misal BMW mewakili budaya Jerman yang ter organisasi dengan baik,cara kerja yang efisien, dan selalu menghasilkan produk berkualitas



5. Kepribadian,

Merek juga merancang kepribadian tertentu bagi para penggunanya. Jadi dengan menggunakan merek kepribadian si pengguna akan tercermin bersama dengan merek yang dia gunakan



6. Pemakai (User)

Merek juga menunjukan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.



Dari keenam tingkatan brand tersebut, masing-masing maupun bersamaan akan membentuk citra brand (Brand Image). Citra brand adalah persepsi brand yang dihubungkan dengan asosiasi brand yang melekat dalam ingatan konsumen.

Konsumen selalu mengidentifikasi kan bahwa citra yang mereka miliki cocok dengan citra yang mereka inginkan. Menurut Zikmund konsumen cenderung mendefinisikan sendiri sesuai dengan nilai simbolis dari keinginan mereka sendiri. Nilai simbolis yang berhubungan dengan brand disebut brand image.



KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Kewirausahaan sosial adalah disipilin ilmu yang menggabungkan antara kecerdasan berbisnis, inovasi, dan tekad untuk maju ke depan.

Wirausaha sosial

Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya.



Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan



Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:



· Percaya diri

· Berorientasikan tugas dan hasil

· Pengambil risiko

· Kepemimpinan

· Keorisinilan

· Berorientasi ke masa depan

· Jujur dan tekun



Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:


Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.



Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional


Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.


Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.



Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:



· Menciptakan lapangan kerja

· Mengurangi pengangguran

· Meningkatkan pendapatan masyarakat

· Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)

· Meningkatkan produktivitas nasional






Ditulis Oleh : Rifqi Fadli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar